Statistik Blog Ku

Rabu, 18 Desember 2013

SIRUP

SIRUP

 

 

A.     Pengertian
Sirup adalah sediaan  cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% (FI III, 1979)
Beberapa sirup bukan obat yang sebelumnya resmi dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa enak pada obat yang ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan resep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup obat dalam perdagangan dibuat dari bahan-bahan awal yaitu dengan menggabungkan masing-masing komponen tunggal dari sirup seperti sukrosa, air murni, bahan pemberi rasa, bahan pewarna, bahan terapeutik dan bahan-bahan lain yang diperlukan dan diinginkan (Anief, 1994).

B.     Macam-Macam Sirup
Ada 3 macam sirup, yaitu:
1.      Sirup simpleks, mengandung 65% gula dalam larutan nivagin 0,25% b/v
2.      Sirup obat, mengandung satu atau lebihdengan atau tanpa zat tmbahan dan digunakan untuk pengobatan,
3.      Sirop pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak ena dan bau obat yang tidak enak.
(Ilmu Resep,2005)

C.     KOMPONEN SIRUP
-      Syr Simplex 64-66%
-      Pengawet (Nipagin 0,12%)
-      Pewangi (Ol. Citri )
-      Pewarna (Carmin qs)
-      Pelarut( Aq.Dest)
-      Perasa Qs

D.    Pembuatan Sirup
Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut:
Buat campuran untuk sirup, panaskan, tambahkan gul, jika perlu dididihkan hinggan larut tambahkn air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai (FI III, 1979)
Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon di tambahkan  sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan   metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok. (FI III, 1979)

E.     Cara Pengerjaan Resep Sirup Secara Umum
1.    Timbang Semua Bahan, Kalibrasi botol
2.    Buat sirup simplek dengan cara, masukan saccarosa ke erlemeyer, tambhkan nivagin, tambahkan air panas, goyang ad larut. sisihkan
3.    Masukan Zat-zat dalam erlemeyer tambahkan air panas goyang ad larut, tambahkan sirup simplek goyang ad homogen.
4.    Masukan kebotol tambahkan larutan carmin dan ol.citri (2-3 tetes) kocok ad homogen tutup dengan penutup gabus.
5.    Beri etiket putih tandai label “KD”
6.    Obat Siap Diserahkan.
F.      Keuntungan Sirup
-       Sesuai untuk pasien yang susah menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-anak.
-       Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena rasanya lebih enak dan warnanya lebih menarik.
-       Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

G.     Kerugian sirup
-       Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
-       Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.
-       Tidak bias untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
-       Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
-       Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.

H.    Evaluasi Sediaan Sirup
a). Bobot Jenis
1.      Menggunakan piknometer yang kering dan bersih.
2.      Menimbang piknometer kosong di timbangan analitik.
3.      Aquadest dimasukkan kedalam pikometer dan ditimbang.
4.      Zat cair (sirup) dimasukkan ke dalam piknometer.
5.      Kelebihan zat uji ditimbang dan dibuang.
6.      Bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi.
            b). Viskositas
1.Viskometer diisi dengan zat cair (sirup) melalui pipa sebelah kanan.
2.Diusahakan permukaan lebih rendah dari tanda B.
3.Viskometer ostwald dimasukkan kedalam penangas air yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur suhunya.






I.       Stabilitas Sediaan Sirup
1.        Stabilitas Kimia
Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat kimia dan karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Stabilitas kimia pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Uji stabilitas kimia sediaan sirup :
1.      Identifikasi
2.      Penetapan Kadar

2.             Stabilitas Fisika
Stabilitas fisika adalah tidak terjadinya perubahan sifat fisik dari suatu produk selama waktu  penyimpanan. Stabilitas fisika pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan fisik meliputi perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan.
Uji stabilitas fisika sediaan sirup :
1.   Organoleptik seperti bau, rasa, warna
2.   pH                  
3.   Berat jenis      
4.   Viskositas       
5.   Kejernihan larutan          
6.   Volume terpindahkan       
7.   Kemasan, meliputi etiket, brosur, wadah, peralatan pelengkap seperti sendok, no. batch dan leaflet.

3.         Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana sediaan bebas dari mikroorganisme atau tetap memenuhi syarat batas mikroorganisme hingga batas waktu tertentu. Stabilitas mikrobiologi pada sediaan sirup untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan sirup hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan. Uji stabilitas mikrobiologi sediaan sirup :
1.      Jumlah cemaran mikroba ( uji batas mikroba ), untuk sediaan oral (sirup, tablet, granul, sirup kering, granul) dan rektal :
-         Total bakteri aerob : Tidak lebih dari 10.000 CFU / gram atau ml.
-         Total jamur/fungi : Tidak lebih dari 100 CFU / gram atau ml
Escherichia coli, staphyloccocus : negatif
2.      Uji efektivitas pengawet
3.      Untuk sediaan antibiotik dilakukan Penetapan Antibiotik secara Mikrobiologi

4.      Stabilitas Farmakologi
Stabilitas farmakologi pada sediaan sirup dilakukan untuk menjamin identitas, kekuatan, kemurnian,dan parameter kualitas lainnya dalam kurun waktu tertentu sehingga efek terapi tidak berubah selarna usia guna sediaan sirup.
Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :
1.      Pemerian : warna, bau, rasa
2.      Identifikasi
3.      Penetapan Kadar

  5.       Stabilitas Toksikologi
Stabilitas toksikologi sediaan sirup dilakukan untuk menguji kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat dibuat sehigga tidak terjadi peningkatan bermakna dalam toksisitas selama usia guna.
Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :
1.      Pemerian : warna, bau, rasa
2.      Identifikasi
3.      Penetapan Kadar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Sediaan Sirup
1.         Faktor Internal
-       Formulasi
Kemasan atau wadah primer
2.      Faktor Eksternal
-        Suhu
-        pH
-        Pelarut
-        Kelembaban
-        Intensitas Cahaya

7.      Ketidakstabilan dan Cara Menstabilkan Pada Sediaan Sirup
 Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan antara lain nipagin dan nipasol dengan perbandingan 0,18 : 0,02 (nipagin bersifat fungistatik dan nipasol bersifat bakteriostatik) kombinasi ini efektif untuk pencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri dan jamur.
Zat aktif stabil pada pH tertentu oleh karena itu diperlukan dapar untuk mempertahankan pH sediaan sirup. Dapar yang biasa digunakan antara lain : dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat.
Dalam sediaan sirup ada senyawa yang peka terhadap cahaya, maka digunakan botol berwarna coklat.
Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.
Untuk zat aktif yang mudah teroksidasi dalam sediaan sirup ditambahkan antioksidan. Contohnya : asam askorbat, asam sitrat.
Untuk mencegah caplocking karena sirupus simplek maka ditambahkan sorbitol/gliserin/propilenglikol 10% (sebagai pengental).
Sediaan cair biasanya bersifat voluminous pada saat disimpan sehingga perlu dikemas pada wadah yang sesuai.


5 komentar: